Kamis, 09 Juli 2020

Lost Translation

Malam tadi, aku teringat cerita masa lalu nan indah nian buat di kenang, huhuhu....
teringat sekitar 8 tahun yang lalu, ku dipertemukan dengan gadis belia usia 20 an, berparas cantik, tinggi, putih mulus, kaya dan sedikit judes hahaha...

Kita sebut saja namanya mawar, gadis asli bogor, wajahnya oriental banget, mirip artis korea tapi ini asli ngga pakai operasi plastik, hhihihi.., cerita ini entah hanya khayalanku saja atau memang benar - benar terjadi, entahlah hanya aku, dia dan Tuhan saja yang tahu. 

Begini ceritanya...

"Selamat pagi mba, kenalkan aku radja staff pengajar untuk karyawan baru ' begitu ucapku menyapa si mawar.. coba sebelum kita mulai, perkenalkan nama terlebih dahulu, pendidikan terakhir bla bla bla.. dll dkk etc......
dan si mawar dengan sedikit ragu menceritakan kisahnya ...
kurang lebih pelatihan tersebut berlangsung selama 3 hari disalah satu bank swasta di bandung, tidak banyak peserta traning saat itu, sekitar 4 peserta mawar salah satunya... kami mulai pelatihan ini itu tentang  pendidikan mendasar perbankan dari a to z, beberapa ada yang mereka fahami dan banyak lagi yang tidak dipahami, setelah beres masa pelatihan mawar ditempatkan di salah satu kantor cabang pembatu kami diseputaran setiabudi...

Cukup lama juga tidak bertemu dengan mawar hampir sebulan karena kebetulan kami beda bagian, aku di posisi marketing sedangkan dia ditempatkan sebagai teller, dan malam pertama kita bertemu pun dimulai, disalah satu acara syukuran acara kantor kami," mas boleh anterin aku pulang ngga kayanya rada kurang enak badan nih' begitu ucapnya, mungkin diantara sekian banyak peserta salah satu yang dikenal adalah aku..

Tanpa pikir panjang aku berkata "baik.. biar rada enakan aku duluan ya nunggu di samping kantor sebelah sekolah SD, begitu ucapku, kemudian mobil jazz putih pun melaju santai dikegelapan malam jalan veteran bandung menuju jalan padjajaran..tidak banyak yang kita bicarakan.

'Boleh ngeroko ngga mas' begitu ucapnya, oke silahkan bebas ko, jendelanya dibuka sedikit ya lirih ku kepadanya "...hanya basa basi sepanjang perjalanan jl veteran - padjajaran kita lewati sekitar 15 menit. sesampainya di pinggir jalan tepat di muka gang sempit itu, mawar turun, begitulah awal mula kita bertemu, dan kedepannya kita akan sering ketemu di malam malam yang penuh keanehan dan kesenangan dan hanya kita berdua yang tahu.

Tak terasa semakin hari mawar semakin dekat denganku, entah karena kebetulan ada calon nasabahku  disekitaran jl setibudi sehingga kita sering bertemu.. berawal dari merokok bareng di salah satu sudut kantor cabang pembantu tersebut sampai ke makan siang bareng, masih belum ada apa - apa yang terjadi antara kita.. dan malam itu aku terima message dari bbm (blackberry message)..

"Mas aku baru aja dipukul sama pacar aku karena ada selisih faham, aku boleh telpon mas ngga" 
"boleh aku jawab, karena pada saat itu kebetulan sekali istriku sedang tugas ke luar kota...
pada akhirnya aku yang telephone mawar terlebih dahulu..

"Ya ada yang bisa aku bantu? begitu ucapku... seketika dia pun bercerita layaknya kereta cepat bandung - jakarta disertai isak tangis, cukup menyedihkan ceritanya, aku terdiam, dan aku paling benci laki - laki pemarah apalagi sampai main tangan...secara spontan aku berucap " kamu lagi dimana sekarang? aku kesana ya kita nongrong terserah dimana yang kamu suka'... "tapi mas, gimana dengan istri mas?' begitu dia membalas, "kebetulan sedang tugas luar kota ucapku"

"Oke jemput aku ditempat kemarin mas anterin aku ya", secepat kilat mobil jazz ku pacu ke arah jalan padjajaran cukup lumayan kencang karena malam itu jalan sekitaran cibaduyut cukup sepi, sekitar pukul 23.30...

"Mau nongrong dimana? begitu ucapku,..gimana kalo ke camden tau ngga mas? itu caffe tempat anak - anak bandung suka minum beer " deket jalan riau begitu ucapnya.. oke kita berangkat..

Sesampainya disana, caffe itu makin malam makin ramai... didominasi sama anak anak muda bandung yang sedang melepaskan lelah atau apalah namanya... banyak sekali minuman keras tersaji disana meski di mix and max tetap memabukan hahahahha

"Sudah sering kesini kah? begitu aku mulai pembicaran dia menggangguk, mukanya masih lembab, bekas tamparan masih berberkas di pipinya kanan kiri, aku coba menghibur 'emmmm boleh ngga aku jangan dipanggil mas, aku kan bukan tukang bakso .. " begitu ucapku, mawar sedikit tertawa dan berkata "oke aa aja ya kan orang asli sunda bukan?" begitu kira kira ucapnya kepadaku..

Tanpa basa basi dia langsung memesan KAMIKAZE minuman campuran kratindaeng campur vodka dkk... aku hanya terdiam..." aa mo pesen apa? 
"aku suka beer bintang kalo ada boleh sekalian dipesenin ya yang ukuran sedeng aja dan wajib dingin karena kalo ngga dingin berasa minum kencing kuda" begitu aku coba menghibur lagi"
mawar kini sudah mulai bisa tersenyum lebar dan sedikit terbahak bahak...allhamdullilah, mungkin dia mencoba melupakan apa yang sudah dialami malam ini...

"A cowo aku tuh pramugara salah satu maskapai di bandung, tadi dia tugas ke malaysia besok sore baru balik lagi ke bandung", dia ulangi lagi ceritanya seperti yang ditelphone namun dengan kecepatan yang sedikit menurun..... aku hanya bisa terdiam mendengar jeritan ceritanya, keluh kesahnya dan tangisan itu mun meledak...aku masih terdiam, spontan aku langsung memeluknya dikeramain orang orang yang bisa jadi dari sekian banyak yang ada disitu ada teman sekantor ku, aku tidak perduli...

Cukup lama aku biarkan dia nangring di pelukanku..aku terdiam....sesekali aku usap punggungnya. "yang sabar ya semua akan baik baik saja, kamu ngga sendirian lagi...
dan malam pun terus berjalan sejalan dengan tambahan beberepa gelas kamikaze yang dia pesan, aku pun tidak mau ketinggalan ikut ikutan memesan beer lagi lagi dan lagi, lalu stop begitu aku membatin bahaya kalo aku mabuk nanti siapa yang nyetir begitu kira2 dalam hatiku berkata..

Dan dia pun sudah terlihat mabuks dan jam sudah menunjukan pukul 02.00 bila tak salah hari itu adalah hari jumat, tepatnya sabtu menjelang subuh saat ini..."ayo kita pulang udah kemaleman nih.. begitu ucapku lagi.. dia terdiam dan tiba - tiba ...arrrghhhhh uhhhh erghhhh dia jackpot di lantai mmmmmmm.... ku papah dia ke mobil setelah kubayar semua tagihan... dia berjalan sudah sempoyongan, aku masih terlihat cukup sadar... jam segini sepertinya tidak mungkin pulang ke kosan, ke rumahku tambah tidak mungkin, bisa bisa ditangkep satpam komplek kalo ketahuan hiks.

Aku putuskan kita meluncur ke jalan padjajaran lagi, coba mencari cari hotel seputaran sana, dan ... the batoe adalah pilihannya, bukan hotel besar bukan pula hotel kelas melati, cukup nyaman sepertinya... sambil ku bopong tubuh indah mulusnya ku hampiri recepsionis hotel, kamar tersisa hanya 2, karena week end bandung cukup padat dipenuhi warga jakarta dan sekitarnya yang ingin berlibur di bandung, aku pilih kamar no 207 sekitar 10 menit mengurus adminstasi kita bergegas kesana, mawar masih setengah sadar setengah mabuk.... beberapa kali jackpot aroma harum mewangi di awal pertemuan kita berubah menjadi bau alkohol yang menyengat disekujur tubuhnya...

Entahlah malam itu setan sedang pergi kemana? tidak ada sebersit sedikitpun perasaan nakal di otakku, yang ada hanya kasian, mawar salah satu produk broken home, sudah 6 tahun ibu bapaknya cerai dan sudah menikah lagi dengan pilihan masing - masing, dia punya adik laki laki sekitar kelas 2 sma di bogor tinggal dengan mamahnya, keluarganya cukup lumayan mapan, bapaknya seorang perwira tentara dan ibunya adalah salah satu pejabat di daerah bogor, hidup penuh kecukupan tidak menjamin dia menjadi bahagia.... berkali kali pacaran dan sekarang punya pacar hobbynya  main tangan..

Sesampainya di kamar, kuberanikan diri melepaskan kaos yang dia pakai karena beraroma tidak enak, aku ganti dengan jacket yang ku pakai, sesekali dalam lelapnya aku peluk lagi.. dan kamar 207 menjadi saksi bisu awal petualangan kita berdua, dan kamar 207 memiliki 2 tempat tidur yang terpisah.. setelah kubersihkan beberapa kotoran yang menempel di bandannya kutinggalkan dia tertidur... aku masih sibuk dengan usaha aku untuk tidur yang sampai subuh mata ini masih saja melotot di depan tv, pikiranku melayang kemana mana, gimana nasibnya anak ini? aku dengar dia sudah tidak perawan lagi, tapi aku tidak perduli, terbanyang wajahnya tadi disaat cerita sendu tentang gelisa hatinya dan semua ketakuatan yang dia rasakan di bandung ini, aku hanya bisa terdiam... dan aku pun terlelap tertidur...

"Dan telphone ku berdering cukup keras.. "MY WIFE" begitu yang muncul dilayar HP, aku sedikit bingung dan panik tapi kucoba menenangkan diri, tidak ada hal - hal  aneh yang kuperbuat kenapa harus takut?
"Assalamualaikum begitu ucapku, ada apa yang pagi pagi  telephon?'' 
"shalat shubuh dulu bey jangan lupa udah jam 6,  kalau  mau tidur lagi ya ngga apa apa, begitu ucap wanita cantik di telp berkata, "jangan lupa bersihin rumah ya, ay pulang insyallah minggu naik pesawat yang jam 4 sore dari makasar nanti di jemput jangan lupa" udah sana buruan shalaaaaat" begitu ucapnya lagi, "iyaaaaa bey shalat ya", dan telephon pun ditutup, wanita cantik di samping kasurku masih tertidur pulas, seakan tidak terganggu dengan obrolanku tadi.

Dan aku pun tertidur lagi... sekitar jam 09.00 mawar membangunkan aku "a bangun a udah siang, kita sarapan yu", ayo begitu ucapku "tapi neng mandi dulu ya aduh ampun bau setan nya masih ada nempel semaleman hahaha...

"Ini aa yang ganti kaos neng ya tadi " makasih ya jadi ngerpotin, neng mandi duluan ya" begitu dia berbisik kepadaku.....
Begitulah awal perjalanku bersama mawar di mulai, dia menaruh banyak harapan di pundakku, dia akan tetap dengan pacar sintingnya selama aku masih ada dekat dekat dengannya, ada beberapa alasan kenapa aku tidak menyarankan dia putus, karena mawar tetep cinta sang pramugara meski kadang jadi sasaran ketololan sifat buruknya...

Kini kami semakin hari semakin dekat, ada beberapa perjanjian yang kita buat meski tidak tertulis seperti jangan bbm kalo ada istri aku atau telphon atau lainnya, kalau mau nongrong kita coba cari cari tempat yang jarang orang tau untuk menghidari pertemuan dengan orang orang yang kita kenal, semua mawar yang mulai entah telphon  atau bbm disaat istriku tidak ada di rumah, aku hanya memberikan kode dan jadwal tugas istriku keluar kota... yang pada saat itu hampir sebulan dua kali tugas kadang tidak hanya keluar kota malah terkadang keluar negeri juga... 

Aku yang tadinya diam menyediri di rumah karena tidak banyak teman yang aku miliki di bandung kini aku memiliki teman atau sahabat atau apalah namanya, usia kita terpaut cukup jauh sekitar 14 tahun, aku jujur merasa nyaman meski kadang masih ada sifat nakal di otak mawar bila sedang mabuk, tapi aku tetep setia disampingnya dengan sadar, menjaga kehormatannya menjaga agar dia tetap nyaman di dekatku, setidaknya aku sudah bisa mengobati luka luka di hatinya....

Bila istriku tidak ada dan sang pramugara sedang tugas, kita habiskan malam ini berdua entah hotel to hotel atau penginapan to penginapan, kita mabuk bareng dugem bareng kadang berendam bareng di seputaran lembang, iya hanya kita berdua, kadang waktu ini kita habiskan dari pagi sampai pagi lagi, kita lebih banyak tertawa dari pada bersedih, sesekali aku antar dia bandung - bogor pp, banyak cerita menarik sepanjang perjalanan persahabatan ini, 

Meski berulang kali kami dalan situaasi on fire, kita, teruatama aku masih tetep menjaga kehormatannya, meski beberapa kali pakainya yang dikenakan mawar cukup sexy dipandang mata aku tetap tak bergeming, hanya memeluk mawar saja yang aku lakukan, tidak lebih dari itu, kadang sepanjang malam sehabis kita mabuk, entah mabuk minuman atau mabuk ganja, kita tertitdur berpelukan sampai pagi...

Dan setelah cukup lama mawar mengenal aku, maka terbesit di otaknya untuk mengajak aku nikah secara agama (nikah siri) " a kalo memang alasan aa kita ngga boleh ml karena takut dosa gimana kalo aa nikahin mawar, mawar rela ko, cowo mawar akan mawar putusin, aa tetap sama neneng bandung ngga perlu cerai, mawar rela ko a, beneran demi Allah " begitu ucapnya serius tidak bercanda seperti yang biasa kita lakukan, dan dia pun menunggu jawaban dari ku di sudut ruang makan pagi di salah satu hotel seputaran setiabudi atas.

Aku laki laki biasa, biasa banget kadang aku bertanya dalam hati, mawar ini kaya cantik muda dan sexy, kenapa mau nikah dengan laki laki biasa seperti aku? " aa itu bisa menjadi imam yang baik buat mawar, aa itu bisa meredam emosi mawar, aa itu bisa menghibur mawar disaat resah dan gelisah dll semua pujian dia ucapakan kepadaku"

Sampai saat itu tidak ada sedikitpun masalah dengan pernikahanku yang sudah berjalan sekitar 7 tahun lamanya dan masih belum dikaruniai anak,kita bahagia dengan apa adanya, aku mencintai istriku sepenuh hati, berbeda dengan mawar,bersamanya aku menjadi muda lagi, iya aku suka gaya acuh tak acuh mawar, aku tau dia kaya, pintar, cantik dan sexy, semua yang laki laki mau semua ada di mawar, tapi tetap dihatiku dia adalah sahabatku dan istriku tetep istriku, bukan aku menolak tawaran manis darinya tapi aku mencoba belajar komitmen dan mematahkan semua pransangka kebanyakan orang,  tidak benar kalo semua laki laki itu sama, ujungnya pasti soal selangkangan, aku mau beda dan itu sudah aku lakukan 9 bulan lamanya bersama mawar....

Aku menolak halus tawaran dari mawar, aku bukannya tidak suka kepada mawar, cinta sudah pasti akan otamatis tumbuh dengan sendirinya antara kita berdua, tapi kalo kita teruskan ini maka sudah pasti ini adalah cinta yang salah jalan, kelak lambat laun istriku akan tahu juga, dan dia akan menjadi korban, aku tidak mau itu.

Perjalanan 9 bulan yang penuh dengan suka cita akhirnya berhenti disini, dia pindah kerja ke jakarta, dan aku masih tetap di bandung, kembali kesepian seperti sebelum mawar datang ke kehidupanku, kembali sendiri lagi disaat istriku tugas luar kota/luar negeri..

Hubunganku dengan mawar tetap berjalan dengan baik meski tidak seperti dulu lagi, tidak ada hotel to hotel lagi, mabuk mabukan lagi dugem lagi dll....

Dan akhirnya tahun 2014 tepatnya bulan november rencananya mawar akan menikah, ada permintaan terkahir darinya untuk sekedar mengenang masa lalu bersamaku di bandung... tepat disaat team kebanggaan orang bandung dan jawa barat yaitu PERSIB MAUNG BANDUNG menjadi juara kompetisi sekitaran bulan September malam hari, mawar datang ke bandung naik bus antar kota, turun di terusan pasir koja, bertepatan saat itu istri aku sedang tugas luar kota lagi.

Sekitar pukul 23.30 mawar sampai di bandung, sama percis suasanaya disaat pertama kali kita keluar malam bersama, namun suasana bandung malam itu cukup ramai dengan pesta kemanangan persib bandung, kembali lagi kita ke hotel the batoe seputaran jl padjajaran, dan kamar 207 tetep menjadi kamar kita berdua, selalu ada entah memang sudah disiapkan  untuk kita berdua, aku tak tahu, malam itu kita ngobrol sampai pagi ditemani bebepa botol beer bintang, kita hanya di hotel tidak kemana mana, mawar bercerita siapa yang kelak mejadi suaminya, dan benar dugaaan ku dia mencari sosok aku di orang lain dan itu sudah dia temukan, seorang PNS kementrian luar negeri di Bogor, laki laki biasa sama seperti aku, dia menyakini aku dia mirip sekali dengan aku, sifatnya ucapannya dll, dan pastinya dia bisa menjadi imam yang baik buat mawar...

Malam itu kita kembali berpelukan sampai pagi, mawar kembali ke bogor dan aku kembali ke rumahku di seputaran cibaduyut.
Terimakasih mawar atas waktunya yang sangat menyenangkan, 9 bulan lamanya kita bersembuyi dari keramaian, dan lari dari kenyaataan hanya kita berdua, tertawa lepas melupakan segala kepenatan dan busuknya dunia dan hiruk pikuk dan bisingnya bandung, aku berasa kembali muda 14 tahun dan mawar berasa menjadi lebih dewasa 14 tahun, kita saling mengisi ruang kosong yang ada di sela sela hati kita berdua, dan ini hanya aku, mawar dan Tuhan saja yang tahu, entahlah aku coba percaya kepada mawar kalau  memang benar benar tidak ada yang tahu tentang kisah kita ini.

Kini mawar sudah memiliki 2 anak, satu laki - laki satu perempuan, hidupnya dengan sang pns nampak bahagia dan semenjak mawar menikah kami sepakat untuk tidak berhubungan lagi baik melalui bbm (saat itu) by WA (saat ini) by telphone dan lain lain, mawar ingin menjadi istri yang baik sama percis seperti neneng bandung istriku tersayang...

sekian















Senin, 22 Juni 2020

time goes on

https://www.smule.com/p/441249853_297935615


Time goes on

Ano zawameki mada kikoeru?
Ima kono mama kono toki wo tometakute

Yawaraka na hibi tsutsumarete subete ga mabushisugita
Hajime kara wakatteta hazu na no ni
Toritome no nai kotoba dake ga munashiku hibiku

Mada nemutte kono yumemi-tsuzuketai
Ano kaze ni mau kareha-tachi kokoro ni furitsumotte

Itsu made mo anata ga kienakute
Hikitomenai yo ima koko kara subete ga kawaru

Kitto kimi ga erabu michi no saki ni wa mabayui hikari ga afureteiru
Kimi no tame nara doukeshi ni natte aruiteyuku yo
Sono egao kesenaide

Hajime kara wakatteta hazu na no ni
Tomadoi wa kisetsu wo tozasu kara
Yumemiteta no wa boku no hou sa
Subete wa shiroi awa no you ni ukande kieta

Senyuman di akhir hari

Sore ini aku melihat mereka masih sama seperti biasa, tertawa lepas di beberapa sudut kantor, ada yang di kantin/pelataran parkir, halaman dll, tidak terlihat rasa kecemasan dimata mereka, tertawa lepas entahlah apa yang ditertawakan. Semua kejadian ini berlangsung sejak aku menginjakan kaki di jakarta ini akhir tahun 2017.

Waktu berputar tak terasa, kini sudah memasuki pertengahan tahun 2020, ada beberapa badai yang kami rasakan dari awal tahun ini, namun senyum manis masih terlihat diwajah sebagian besar karyawan salah satu bank swasta di jakarta ini, kesedihan mereka sudah terobati setelah hampir  2 tahun terpuruk atau lebih tepatnya jatuh bangun dalam dunia perbankan, tahun ini kami semua mendapatkan hasil yang membagakan, allhamdullilah.

Dan badai kecil itu lama lama menjadi besar dimulai awal bulan Maret 2020, COVID 19 (Corona Virus ID 19) mulai memasuki daerah Jakarta, berbagai kebijakan kami buat untuk tetap bertahan di bisnis ini, namun tetap saja badai ini semakin hari semakin besar, beberapa tergusurkan oleh kebijakan yang dibuat oleh pemerintah maupun coorporate tercinta ini, kami goyang namun kami masih bertahan, senyum manis itu sedikit mulai terasa berbeda dari bulan bulan sebelumnya, sebagian dari kami dihampiri rasa was was akibat wabah ini, karena resikonya cukup besar yaitu 'MATI.

Tiga Bulan lamanya kami survive menghadapi virus jahanam ini yang konon katanya datanya dari negeri tirai bambu sebagian lagi ada yang bilang akibat "project rahasia negara america " kami masih belum tahu pasti, namun di awal Mei 2020 kami sudah bisa bernafas sedikit lega, wabah ini sepertinya sudah dianggap biasa saja dan sebagian dari kami pun kembali bisa tertawa lepas di sekitaran area kantor, allhamdullilah.

Perlahan namun pasti kami kembali ke track yang sebenarnya, bisni kembali berjalan sedikit normal dan berangsur angsur membaik, namun tiba tiba bak petir disiang bolong, ada berita yang cukup menggemparkan di dunia perbankan, di pertengahan bulan Mei ini, Salah satu lembaga tinggi negara di negeri ini menginfokan bahwa coorporate ini pernah dalam pengawasan salah satu otoritas pada tahun 2016, bukan hanya kami yang terkana imbasnya namun 6 bank lainnya turut serta terseret arus informasi yang menurut kami sangat memojokan citra masyarakat kepada lembaga ini, satu persatu beberapa nasabah kami mulai menarik dananya dari perusahaan ini, begitu pula dengan 6 bank lainnya, kami bergejolak karena dari hari ke hari semakin banyak nasabah yang menarik dananya, kami dalam situasi siaga 1.

Akhir bulan Mei ini badan kami seakan rontok, pengaruhnya cukup besar akibat penarikan dana tersebut, kami pun mulai batuk batuk, beberapa statement pun keluar dari perusahaan ini, silih berganti berita di media sosial diramaikan atas issue negativ yang menyerang perusahaan kami, kami bertahan, lembaga tinggi itu pun mengeluarkan statement klarifikasi, begitu juga dengan otoritas tertinggi negeri ini yang bekerja di bidang perbankan turut meredakam issue negatuv ini, sebagian berhasil, sebagian tidak, karena masyarakat tidak hanya ditakuti oleh issue liquiditas namun wabah ini sudah cukup membuat mereka ketakutan atas kekayaan yang mereka miliki.

Senyum manis itu mulai menghilang diantara padatnya riuh gaduh karyawan di perusahaan ini, sebagian tetap tenang, sebagian panik sebagian lagi bingung apa yang harus dilakukan nanti. Di Petengahan Bulan Juni ini perusahaan kami melakuakn RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) situasi sedikit mereda namun masih banyak tanda tanya di otak kami dan di otak para nasabah kami, benarkah RUPS tersebut dapat menyembuhkan luka yang kami derita saat ini, atau malah semakin parah saja kedepannya, tiada yang tahu, namun kami semua disini kembali survive bukan hanya dari wabah yang melanda tapi dari keyakinan yang kami miliki, 'mampukan kami keluar dari kekusutan ini dan kembali terseyum ceria di akhir hari? wallahu alam, hanya Allah dan Ridhonya yang kami harapkan serta usaha keras kami semua untuk melalui semua cobaan ini.

Rabu, 17 Juni 2020

DARSIH

Darsih
Nama seorang gadis di dusun purwodadi di kaki gunung merbabu
Tinggi, cantik usia belasan setingkat sma kelas 1, berkulit putih kusam.
Pintar mengaji dan menari
Memiliki satu keponakan masih bayi kisaran 3 bulan dan kakak perempuan cantik bernama “rosa”.

Tak banyak di dusun itu yg memiliki televisi 
Salah satunya di rumahnya, sekedar berkunjung malam melihat keponakan dan berbicara dengan sang bapak,
Selalu sepulang dari rumahnya ada separuh bungkus rokok dibekali oleh sang bapak, entah apa nama merknya,aku lupa,
Berawal dari rokok, entah kenapa setiap pertemuan pengajian, kosidahan dan acara tari menari, hati ini bergetar seakan tertusuk oleh tatapan matanya..

Inilah kehidupan yang selalu aku dambakan, gadis sederhana, desa dengan aroma alaminya
Sayang aku pengecut, lagi dan lagi demi wanita yg teramat sayang kepadaku, ku sembunyikan perasaan ku
Tiga bulan pun berlalu tak terasa, ada cinta di binar matanya saat perpisahan kita diakhiri dengan sebaris puisi.

“Aku ingin ke kota”
Mungkin bersamamu atau lainya”

Ku menangis harus meninggalkan semua kenangan indah ini...
Aku... menyesal tidak ada kesempatan untuk pergi ke dusun itu lagi
Disana ada anak anak yang suka kepadaku, ada alam dan bermacam aromanya yang aku suka, dan tentunya ada darsih.

Maafkan aku yg pengecut ini
Smoga kita bisa bertemu entah dimana, kuyakin ku cinta dia, begitu pula sebaliknya.
Ku akan bawa kenangan ini sampai tua, dan sang pengecut ini akan terus mengorbankan kesenangannya demi orang yang mencintainya, sampai detik ini...



the batoe

tidur berdua 
Satu kasur dua bantal satu guling
Tidak ada jarak antara kita
Semalamam kita hanya berpelukan
Mungkin kita bermimpi hal yg sama
Atau berbeda.

Esok hari siap berkemas untuk bekerja
Tak ada acara mandi berdua
Setelah semua siap, kita sarapan pagi, kadang hanya kami berdua, atau ada yg lainnya.

Nampak indah bukan?  kita seperti sepasanga kekasih atau pengantin muda,
bukan, kita hanya sepasang sahabat 
Senin-kamis kadang kita berganti tempat
Hotel to hotel
Jumat - minggu kita kembali ke rumah masing masing, aku dengan istriku
Kamu dengan pacar pramugara mu.

Tidak ada cinta antara kita, namun nafsu pasti selalu ada bersembunyi dibalik sprai atau remote tv 
Kita lalui hampir 9 bulan lamanya, ..
Kita menanam sayang, dan saat ini semua hanya bisa dikenang.


Terimakasih atas pengalaman yg luar biasa ini, kembali muda meski jarak usia kita terpaut 16 tahun lamanya...

Ini kisah nyata terjadi sepanjang bandung-bali
Dari desember-agustus
Mungkin anda tidak percaya, aku tak peduli, karena terkadang akupun tak percaya, apakah ini cerita dongeng atau khayalan belaka? 
Hanya Tuhan, aku dan kamu yang tahu.

TGFM


Rabu, 10 Juni 2020

Dusun Purwodadi



Woi cepetan masih jauh nih kayanya dusunya ucapku pada rekan kkn angkatan XIX tahun 1997, disana ada amir, anto, andi, kemudian ada mba tri dan desi. Kami digabungkan dari beberapa fakultas untuk kkn di daerah ini, 3 bulan lamanya. Perjalanan sekitar 15 menit dari bibir jalan besar mangelang - boyolali, kala itu sore hari, udara cukup dingin, diselimbuti kabut sore, benar - benar suasana yang aku dambakan selama ini.

Sesampainya di dusun itu, kami langsung disambut oleh pak amin, kepala dusun purwodadi, disana ada anaknya mas andi dan beberapa orang dusun, terpancar harapan dari raut wajah mereka, “semoga dusun ini lebih baik dari sebelumnya” mungkin itulah yang terucap dari mereka. Kami berempat para lelaki ditempatkan di rumah mas andi tepat dibelakang rumah pak amin, sedangkan para wanita di rumah mbok min, kurang lebih 50 meter dari tempat kami tinggal.

Malam pertama kita mulai dengan pertemuan dengan warga dusun, perkenalan masing - masing peserta kkn angkatan XIX wilayah dusun purwodadi, kemudian kami disambut dengan hidangan sederhana ala dusun, suasan cukup santai karena tidak banyak warga di dusun tersebut, sekitar 50 orang, sebagian anak muda sudah pergi ke kota mengadu nasib, sebagian lagi ada juga yang pergi setelah menikah. Udara semakin malam semakin dingin, kedepannya kami akan melalui hari - hari  menyenangkan di dusun ini dengan segala kegiatan yang menghibur.

Setelah seminggu kami disini, disuatu malam ada perdebatan soal pakaian yang kita kenakan selama di dusun ini, sebagian ada yang mengusulkan untuk tetap pakai jas almamater sebagian tidak, aku pribadi memilih tidak untuk jas, lebih baik sarungan berbaur dengan warga dusun di kala malam dan kaos biasa diwaktu petang, tidak ada batasan antara kita, “kita putuskan untuk tidak pakai jaket almamater ya, kecuali ada kunjungan dari kampus, semua setuju ?” ucap amir ketua kelompok kami.

Malam ini kami disuguhkan acara kasidahan, beberapa gadis dusun dan anak - anak usia belasan ikut acara tersebut dimulai jam 20.00 bada isya, acara diawali dengan pembacaan ayat suci alquran, setalah itu acara kosidahan dimulai, beberapa anak dusun menggunakan kendang untuk mengiringi acara tersebut, semua pesera kkn ikut dalam acara perdana tersebut, kami menikmati.

Diantara gadis dusun, satu diantara mereka ada yang menarik perhatianku, usia sekitar 16 tahun, berkulit putih kusam, mengenakan krudung warna putih, sepanjang acara, mata kami sering beradu pandang, saat itu masih biasa saja yang aku rasa, aku malah merasa sedikit kaku, dia pun lebih kaku, tidak  ada senyuman antara kita meski sering beradu pandang..

Malam minggu di awal kita disini disajikan kegiatan selanjutnya, yaitu acara menari bersama di pelataran sebuah bangunan tua, cukup besar halamanya sehingga warga yang ikut acara tersebut bisa tertampung, cukup banyak pesertanya, ada pria separuh baya, mas mas, mba mba, gadis dusun usia belasan dan beberapa anak anak, kami menikmati dan tidak ada seorangpun dari kami yg ikut serta entah malu atau masih ragu ragu, entahlah.., aku pun hanya sesekali tersenyum melihata acara tersebut, cukup menarik karena mereka terlihat kompak dan menguasi tarian yg disajikan..

Hari berikutnya kami disajikan acara gotong royong membangun salah satu rumah warga dusun, dari pagi sampai sore, beberapa dari kami ikut serta, aku pribadi sangat menikmati, cukup diberi hidangan makan siang dengan menu alakadarnya dan beberapa panci berisi teh hangat itu sudah cukup buat aku, amir dan desi, yang lainnya entah kemana mungkin sedang ada acara lain atau pulang ke yogyakarta. Itulah kegiatan yang kami lakukan mengisi hari hari di dusun ini, kami suka, kami bekerja sama dengan warga, dan belum ada terbersit program apa yang akan  kami lakukan untuk penutupan kkn nanti.

Ada cerita menarik disaat makan sewaktu di dusun tersebut, entah itu makan pagi, siang atau malam, dalam seminggu kami disajikan makan berupa sayur mayur diantaranya sayur sawi, sayur kol dan sayur sop alakadarnya ditemani tahu - tempe sesekali ayam goreng namun seringnya telor, alhamdullilah kami mensyukurinya karena kami dikenakan biaya untuk makan dan tempat tinggal selama disana, apa yang membuat kami menarik? terkadang kami disajikan makan nasi jagung, iya nasi nya diganti dengan jagung yang sudah diparut menyerupai tepung kemudian dimasak, bila dimakan panas atau hangat terasa gurih dan nikmat, namun bila sudah dingin akan membuat kita tersedak dan mulut akan belepotan seakan habis makan sagu (makanan yang terbuat dari tepung), tetap kami semua mensyukurinya.

Tak terasa hampir sebulan kami disini, secara pribadi aku sangat mencintai lingkungan disini, suasana alamnya, warganya, makananya dan anak anak yang dekat denganku selalu ikut kemanapun aku pergi kecuali ketika aku pulang ke jogja untuk menemui pacar tercinta, raut wajah mereka murung seakan tidak  mau ditinggalkan olehku meski hanya 2 hari.

Saat aku kembali ke dusun dengan membawa sedikit oleh oleh untuk anak anak, terasa senang hati ini berkumpul kembali dengan mereka, dan disuatu malam kami berkunjung ke rumah salah satu warga untuk menonton televisi, belum banyak yang memiliki televisi di dusun tersebut, hanya ada 3 rumah, rumah mbok min, pak dusun dan pak ahmad salah satu orang terkaya di dusun itu.

Kami pergi ke rumah pak ahmad, tak disangka ternyata dia bapak dari gadis dusun yg sering beradu pandang denganku, rumahnya cukup besar untuk ukuran dusun, disana ada si mbok, ada mba rosa dan anaknya parjo dan gadis dusun bermata bundar.. “dara jalue panganan disek kanggo cah2 kkn iki” (dara, ambilin makanan untuk anak2 kkn) begitu ucap si mbok, dara dan rosa adalah kembang dusun tersebut, sepintas untuk rosa tidak nampak seperti orang dusun dia bersih, putih dan cantik, dara sedikit kusam namun tetap cantik. Di rumah pak ahmad kami dijamu dengan beberapa makanan kampung, kopi dan teh dan tentunya roko dengan merk aneh yg tidak ada di yogya menemani kami dengan udara yang menusuk tulang, kopi panas atau teh panas ditemani pisang goreng dan sebatang rokok adalah kombinasi terindah di dusun itu, lagi lagi kami menikmatinya

Aku perhatikan dara jarang gabung bersama kami, mungkin malu, di ruangan televisi kami ngobrol sampai sekitar jam 24.00 kemudian kami pulang, disaat pamitan baru aku lihat dara, nampak cantik disinari sinar rembulan pada saat itu, baru pertama kali aku liat dara begitu cantik, mungkin dia dandan atau mungkin aku sudah ngantuk entahlah yang pasti dara lebih cantik dari biasanya. Ketika kami hendak pulang pak ahmad memberikan sisa roko merk aneh tersebut kepadaku, masih lumayan banyak isinya,“matur suwon pak “ ucapku kepadanya (terimakasih pak)

Begitukah keseharian kami di dusun purwodadi, kegiatan kami cukup banyak, dari kosidahan, menari, membangun rumah warga, ke kebun warga, panen raya dll, aku suka, anak anak kkn semua menikmatinya,  namun ada yg aneh yang aku rasa pada saat itu, begini ceritanya :....

"Tiap kali beradu pandang dengan dara dalam acara apapun di dusun itu, terasa menusuk jantungku pandangan matanya, tatapannya tajam, lebih tajam dari sebelumnya ketika kami  bedua pertama kali saling beradu pandang, sesekali aku merasa sesak pabila beradu pandang dengannya, entahlah ada apa denganku dan dengan dara, kami mulai tersenyum pabila beradu pandang, kadang dara tersipu malu terlihat memerah pipinya, aku? aku laki laki normal di dusun nan jauh dari kota, melihat dan merasa diperhatikan gadis dusun seperti dara membuat hatiku girang tiada kira, akupun tersipu malu".

"Sepulang dari acara apapun di dusun itu, di kamar sebelum tidur selalu terbayang raut wajah dara, hari hariku dipenuhi dengan banyangannya, sempat sesekali aku main ke rumahnya tanpa anak anak sekelompak hanya ditemani beberapa anak dusun, sekedar melepas rinduku padanya, iya rindu, itu yang aku rasakan, tiap hari, kadang aku bertanya kepada anak anak dusun dikala pagi hari atau siang hari atau sore hari ataupun malam hari, dimana dara?, sedang apa dara? dll dst, aku sudah mulai gila sepertinya, aku tergila gila dengan gadis dusun itu, aku berbisik dalam hati lagi, "ada apa dengan aku?".

"Pernah suatu malam selepas pulang dari rumah dara, aku bersiul mungkin sangking senang dan girangnya aku sepulang dari rumahnya meski kami tidak beradu muka beradu obrolan, aku hanya ditemani pak ahmad dan si mbok, entah dimana dara, dia hanya sesekali muncul dan terlihat jelas mukanya disaat aku pamit pulang, kembali cerita tentang siulan tadi, sambil terus aku bersiul anak anak kampung menatapku dengan aneh dan berkata “mas disini ngga boleh siul malam malam nanti suka di datangin genderuwo” begitu ucap amri bocah tengik yg paling dekat denganku, aku kaget terdiam, sepanjang perjalan ke rumah mas andi aku terdiam.

"Dan benar saja pada malam harinya disaat aku tidur ada sesosok banyangan besar menghampiri kamarku, kamar yang hanya dibatasi hordeng terasa ada yang membuka, aku terdiam mengigil, malam itu hanya ada aku dan amir, antok dan andi entah pergi kemana, amir sudah tertidur pulas, rasa takutku tak mampu membangunkan amir dari tidurnya, entah kenapa, dalam ketakutanku malam itu ku ucapkan semua doa yang aku ingat dari ayat kursi, al ikhas dan semua ayat al quran yang aku hafal namun sosok itu masih setia memperhatikan aku disamping hordeng kamarku, aku masih belum sanggup melihat sosok itu, makin lama makin terasa dia terus memandangi ku memperhatikanku dan siap menerjanku, aku teruskan membaca doa sampai akupun lelah dan tertidur dalam ketakutan. Keesokan hari aku hanya terdiam dan tidak cerita kesiapapun, cukup menjadi pelajaran buatku untuk menghormati adat istiadat yg ada di dusun ini, kedepannya aku akan lebih berhati hati lagi.

'Memasuki 2 bulan kami kkn disini sudah aku lupakan pacar aku di jogja tidak ada kunjungan lagi kesana, aku disini bersama anak anak dusun dan dara tentunya, meski tidak ada hal hal  yang aku lakukan dengannya bahkan berbicara pun jarang sekali, namun aku cukup nyaman deket dengannya, disaat acara kosidahan, menari atau sekedar bermain ke rumahnya. “Ada apa denganku ya Allah” begitu lirihku dalam hati.

"Memasuki bulan ke 3 pacarku bernama widya berkujung ke dusun kami dengan beberapa teman band aku di jogja, mereka bertanya kenapa belakang ini aku jarang pulang ke jogja? "apa aku sakit atau ada kegiatannya yang tidak bisa ditinggalkan bla bla bla dll dkk etc silih berganti widya dan teman temanku bertanya.." aku hanya terdiam dan sesekali bilang iya, tidak mungkin aku bilang kesemua karena dara, itulah alasanku kenapa tetap disini dan tidak pulang ke jogja dihari libur seperti biasanya.

"Aku menikmati semua yang ada disini, suasana alamnya warganya anak anaknya makannya minumnya rokok tradisionalnya dan tentu saja dara, sudah 2 setengan bulan aku disini bersama  kelompok kkn angkatan XIX wilayah dusun purwodadi, namun selama itu pula tak pernah sekalipun aku berbicara dengan dara dalam setiap kegiatan yang ada di dusun itu, hanya ucapan pamit disaat aku pulang dari rumahnya. Di rumahnya pun aku selalu ditemani pak ahmad sesekali si mbok dan rosa, dara entah kemana. Ada kegiatan rutin yang aku rasakan disaat aku bermain ke rumahnya, pak ahmad selau memberikan rokok bermerk aneh kepadaku selain pisang goreng dan kopi hangat dan disaat pulang dara selalu terlihat lebih cantik dari sebelumnya, selalu lebih cantik dari pertemuan sebelumnya, itulah cerita anehku selama aku kenal dengan dara dan keluarganya, cukup aneh namun nyata, aku menikmatinya lagi.

Hari hari terakhir kami kkn disini sudah mulai diisi dengan beberapa program terkait penilain kami disini, ada acara bazar murah sembilan bahan pokok, pembuatan wc umum dan pembuatan aliran irigasi sederhana dari sungai ke dusun untuk warga dusun.

Suatu hari aku mesti ke jogja untuk memberikan proposal kegiatan kami kepada instansi pemerintah untuk mengalang dana, sempat aku bertemu dengan bang rozak teman beda fakultas denganku.“mas keliatan kamu ko beda ya, beda banget seperti sebelum kamu kkn seperti ada yg ngikutin kamu terus kemana kamu pergi” begitu ucapnya, aku terdiam sejenak sedikit kaget “ah yang bener bang rozak, aku ko jadi merinding ya”. Bang rojak satu tahun umurnya diatas aku dia teman baikku di jogja selain parlin dan selama pertemanan kami di jogja aku sudah tahu dia punya kemampuan “‘melihat” sesuatu yang tidak  bisa terlihat oleh mata biasa, bilangnya bawaan dari lahir, namun kuyakin ini adalah kemampuan indra keenam yang tidak banyak orang memilikinya.

Rencananya sore itu aku harus kembali ke dusun, tapi tertahan di rumah bang rozak, dia akan coba menerawang dan mengobati aku, begitu kira kira yang aku rasa. Sebenarnya aku pun merasa ada yg aneh, gending jawa dengan nada bolak balik yg sama selalu terngiang di otaku dipikiranku kadang menusuk telinga disaat aku sedang terdiam dan mengikutiku kemanapun aku pergi di jogja ini...

“Mas yang aku rasa ada yang coba coba iseng sama mas, sepertinya ini sudah berlangsung lama, bisa jadi semenjak kamu kkn" begitu ucap bang rozak, dan yang aku rasa ini baik tidak jahat jahat banget, kemungkinan ada orang dusun yang suka sama kamu mas" begitu ucap bang rozak lagi. Aku diam dan berpikir sejenak apa mungkin dara? atau siapa ya?' aku benar benar tidak tahu, entahlah aku hanya diam disaat rozak melakukan ritual pengobatanku di rumahnya. Malam itu aku tidur di rumah bang rojak, aku ceritakan semua yang aku alami di dusun itu, setelah selesai ritual pengobatanku kami menarik kesimpulan yang sama, ada yang bermain main dengan ku dengan menggunakan alat atau matra atau apapun itu, tujuannya untuk menarik aku mengikuti apa maunya dan semua ini mengarah ke satu perempuan, berwajah cantik berkulit putih kusam" siapa lagi di dusun itu yang cantik selain dara dan rosa, rosa sepertinya tidak mungkin karena dia sudah menikah, ya dara...' tiada lagi, kemungkinan terbesar adalah dara, atau keluarganya atau entah siapa namun dengan tujuan yang sama.

Aku sedikit heran dan berucap kepada bang rozak "bang aku rasa, suka yang aku rasa ini alami, rindu yang aku rasa, dan semua rasa rasa yang lainnya bang"toh selama ini akupun tidak pernah berinteraksi apapun dengan dara kecuali pandangan mata, ucapan pamit, benar benar tidak melakukan apa apa.' begitu ucapku lagi ke bang rojak. “Ini ada campur tangan orang lain bukan dara" itu ucap rozak, kemudian dia berkata lagi “selama ini ada barang atau makanan yang selalu masnya dapat dari rumahnya dara? karena lewat itu bisa jadi sebagai media untuk masuk menggangu masnya" begitu kata bang rozak lagi, “rokok bang, bapaknya selalu kasih rokok ke aku sehabis aku main ke rumahnya dan semenjak itu memang ada yang aneh yang aku rasa, tatapan dara seakan nusuk ke jantungku, kadang sampai sesak jantung ini” begitu ucapku

"Ini bahaya mas kalau didiamkan, bisa jadi awalnya tidak menggangu, tapi bila didiamkan aku khawatir masnya akan menjadi apa yang mereka mau" aku bantu lepas semuanya ya? bagaimana? masnya setuju ?"begitu ucap bang rozak, aku menganguk "iya silahkan bang".....

Esok hari aku berangkat kembali ke dusun, kami tinggal menghitung hari disana, semua acara sudah kami siapkan, semua program sudah kami jalankan, allhamdullilah semua berjalan lancar. Di malam perpisahan kami,  diisi dengan hiburan yang sudah sering kami lihat disini namun dikemas lebih rapi dan lebih bagus, kosidahan, tari menari, pembacaan al quran dan live musik yang aku bawakan bersama teman teman bandku, sehabis acara itu mereka pamit ke jogja, ada widya disana, terlihat wajahnya nampak murung sepanjang acara, "mas hati hati ya, ini malam terakhir mas disini, kami pamit, besok kami tunggu di jogja, begitu ucapnya dan teman temanku bergegas kembali ke jogjakarta".

Malam itu setelah acara perpisahan, dara datang ketempat aku tinggal di ruman mas andi anak kepala dusun, dia datang diantar amri salah satu anak dusun yang paling dekat denganku, aku kaget bercampur senang namun ada yang beda, kenapa dara tidak secantik seperti biasanya?, kenapa dara tiba tiba berani menghampiriku?" dan banyak lagi pertanyaan di otakku tentang dara. “ terimakasih ya mas, sudah datang ke dusun purwodadi, sudah bantu bantu  kami disini, kapan kapan  datang lagi kesini main main kesini, aku titipkan sebuah puisi kampung buat mas, nanti dibaca ya” begitu ucap dara dan baru kali ini aku bener benar mendengar suara dara setelah 3 bulan,  berdekatan dengannya, aromanya cukup sederhana hanya bedak saja sepertinya, balutan hiasanya masih tersisa sedikit diwajahnya, sisa sisa kosmetik, karena di acara perpisahan tadi dara menjadi salah satu pengisi acara dengan membawa tarian burung merak, baru kali ini aku dengar dara berbicara cukup panjang.

Aku terdiam..”terimaksih dara"  setengah heran dan kaget aku berucap, tatap matanya tidak setajam waktu itu, akupun tidak berdebar debar lagi menatapnya apakah ini efek dari pengobatan bang rozak?, aku sendiri tak tahu. Malam itu sebelum tidur aku baca puisi yg dara kirim, begini isinya :

“Aku ingin pergi ke kota denganmu atau dengan yang lainnya”
“ Aku akan menunggu sampai kau bener-benar mengajaku pergi dari dusun ini"
“Aku akan selalu merindukan hadirmu disini lagi”

Aku terdiam, aku pun merasakan perasaan yang aneh lagi, ada perasaan sedih disini, ada perasaan kehilangan ada juga rindu, perlahan tanpa kusadari keluar  tetesan dari mataku, aku menangis hiks, kemudian aku berkata dalam hati "Ya Allah Ya Rabb apa yang harus aku perbuat?”..

Esok hari adalah hari perpisahan kami disini, satu dusun mengantarkan kami ke jalan mangelang - boyolali. Ada yg manangis, sedih, tertuduk lesu dll itu yang kami saksikan, kami pun menangis bersama, "terimakasih warga dusun, kalian sudah banyak mengajarkan kami tentang arti kehidupan, tentang rasa bersyukur, kebersamaan dan kesederhanaan..."

Sepanjang perjalanan tak kuliahat wajah dara, aku bertanya kepada bocah dusun si amri “dara neng di le orang ketok”(dara kemana nak, dari tadi ngga keliatan) “dia pergi tadi pagi anter mba rosa ke rumah mertuanya ada perlu katanya”.

Sesampainya aku kembali ke jogja hanya kenangan yang tersisa, aku kembali ke kehidupanku di jogja, kuliah lagi nge band lagi naik gunung lagi dll, tapi entah kenapa tidak ada dorongan untuk aku bermain ke dusun purwodadi lagi, masih menjadi pertanyaan buat ku sampai saat ini, rasa rindu dan suka kepada dara masih tersimpan rapi disini sampai saat ini, namun pada saat itu seakan akan ada tembok besar yang menghalangi aku untuk pergi kesana sekedar menengok dusun purwodadi atau melihat senyum manis dara lagi, wallahu allam hanya Allah yang maha tahu segalanya.

Inilah sedikit ceritaku dimasa kuliah dulu, apakhabarnya pak amir? pak ahmad, mas andi, amri dan tentu saja dara, semoga mereka baik baik disana, dan selalu dalam lindungan Allah swt, Insyallah aku akan kesana lagi apabila ada waktu yg memungkinkan aku kesana, karena disana ada kerinduan, kebersamaan dan kesederhanaan.

Terimakasih aku ucapkan kepada smua pihak yang sudah membantu selagi kami disana, dan smoga dusun purwodadi lebih baik lagi keadaan dan kondisinya saat ini, Amin ya Rabb




Senin, 27 Mei 2019

bang isal

Siang itu, sekitaran Pukul 12.00, aku tiba di sebuah tempãt, dimana masa lalu pernah bersemi indah disini, bersama kawan lama, seorang mentor dalam kenakalan masa muda yang penuh warna, kita sebut saja namanya aa, penuh kharisma, keras namun baik hati lembut dalam bertutur kata, sejak kenal dengannya belum pernah ku mendengar dia memaki dengan kata kata kasar.

dan waktu pun terus berjalan menjelang adzan dzuhur sesosok tubuh kaku itu dinaikan kedalam mobil ambulace bertulisan, Ambulance masjid An - nur, kebetulan siang itu kawan lamaku dipanggil sang pemilik waktu, kembalt ke pangkuannya, singasana abadi, dan kawan kawan lama ku pun berkumpul, dari yang baik sampai yang paling bangsat,

seseorang pemuda berusia senja mendekati mentor ku, berambut gondrong usia 49an dan berucap ''lu puasa kaga? kalo gw mah puasa, udah tobat gw " kita semua tertawa, dan aku pun berucap " si aa mah nyetanin gw mulu dari dulu, kalo ngga ke warteg makan telor ceplok pake garem, ya ke nasi padang depan pasar " begitu ucapku, dan si aa pun tertawa, aku terdiam sebentar, ini si gondrong siapa ya, lupa lupa inget gw, hmmmmm.

kita berangkat , dan aku nebeng si aa berangkat ke masjid an - nur , rencananya siang ini sebelum dikuburkan sahabat lamaku di shalatkan di masjid an - nur, setelah semua persiapaan selesai, kita shalat dzuhur kemudian di susul shalat mayit, cukup padat masjid saat itu, selain banyak orang leha leha menunggu buka puasa, dan ada juga sekelompok pemuda yang mencoba peruntungan mendaftar ke akademi penjaga penjara ( AKIP ). dan setelah semua selesai kita berangkat ke wilayah kober tempat terakhir sahabat lamaku akan dikuburkan.

tepat pukul 13.00 rombongan tiba di kober, terlihat oleh ku kenapa sedikit ya yang mengantar? apa mungkin sahabat lamaku ini belum memiliki keluarga? kemana teman teman sekolahnya dulu, orang orang yang mengantar kurang lebih sekitar 30an, miris hatiku, berbeda disaat dia di shalatkan, masjid penuh dengan manusia manusia.

Ritual pun dimulai, dari pembacaan alquran, sampai mayat dimasukan ke liang lahat, tak lupa seorang ustad membimbing kita untuk mengucapakan doa, sekedar doa perpisahan, dan perwakilan dari keluarga sahabatku pun mengucapkan pesan sepatah dua patah meminta maaf dan urusan hutang piutang.

Ritual selesai, kita semua bersiap untuk pulang, aku pun demikian, sebentar berpamitan ke si aa, dan barencana habis lebaran kita akan kumpul lagi di bogor, selepas itu aku siap siap memesan ojek online, lalu ..... si gondrong berkata.." gun lu gw anterin ya, mau  balik kemana ucapnya.. " stasion Lenteng agung bang. itu ucapku, " oke gampang gw anterin, kemudian beberapa teman sempat berkumpul bersalaman dan kita pun berpamitan.

perjalanan dimulai dari Kober ke arah brigif, lanjut ke arah lenteng agung, sepanjang perjalanan gw dan si gondrong terus berucap, pembicaraan di motor tanpa helm dan masih saja dibenakku bertanya, ini siapa ya? si gondrong ini , mukanya tidak asing bagiku tapi siapa ya. terus aku bergumam dalam hati.....

memasuki wilayah lenteng agung si gondrong berkata, gw udah 2 x dipenjara, pertama tahun 2004 s/d 2008 terus gw ketangkep lagi tahun 2009 dipenjara lagi dan keluar tabun 2013" begitu ucapnya, aku masih terdiam... masih bingung ini siapa ya, lalu dia bertanya, " lu udah ngga pake lagi kan gun ?" mmmm aku menjawab ngga bang, allhamdullilah dah tobat, bicara penjara ingatanku mulai menerawang, dan mulai teringat, 23 tahun lalu, ada seorang bandar besar di wilayah jakarta selatan yang kerab mengajarkan aku tentang hidup, tentang bisnis ganja dan segala resikonya sekitaran 3 tahun aku bergaul dengannya dari awal kelas 3 smp s.d 3 sma aku dan aa dan beberapa teman lainnya adalah bandar kelas teri yang sering melakukan transaksi haram dengan si gondrong ini, aaaahhh aku teringat siapa dia gerangan, asli Palembang, dulu ganteng berkulit putih meski sekarang pun masih tersisa sisa sisa kegantengan itu.

dia adalah adik seorang bandar ganja terbesar di wilayah jakarta, di era than 90 an si gondrong ini cukup disegani di wilayahku, karena meski dia bandar besar tapi tetep baik hati, sama seperti aa ku, budi, taupik, agus dan temen teman nakal masa laluku. mereka semua baik, meski bermain di duna hitam tetapi mereka ramah penuh kehangatan, setia kawan dan tidak ada yg pemarah meski kadang parang, badiq ataupun pistol bicara disaat kita sedang dalam masalah atau salah satu dari kita bermasalah.

itu lah masalalu yang hitam namun indah kurasa, kutemukan kedamaian disini, dalam usiaku yang teramat muda dan terus mencari jati diri, mereka ada buat aku, temanin semua kegalauan hatiku, menemani dengan setia perjalanan cintaku dengan udin gadis cantik salah satu penghuni komplek gandul, "city of lost angel "

Terimakasih bang gondrong, aa, iponk dan lain lainnya, aku berasal dari sini dan selamanya aku disini tidak pernah terbersit untuk melupakan meski kadang berwarna hitam namun aku menyukai semua kehitaman ini.

Sesampainya di depan station lenteng agung, aku dan si gondrong perpamitan. " Bang udah cukup ya 8 tahun di penjara, abang harus baik baik aja disini, cukup cukup dan cukup ngga boleh di penjara lagi, semua masa lalu itu akan selalu kita kenang, bukan warna hitamnya namun warna merah muda,jingga dan ungu yang kadang terselip diantara kelam hitam dunia kita dulu "

'Siap gun, gw udah berubah sekarang, gw kerja ojek online, anak gw 3 , 1 udah kerja, tanggungan gw tinggal 2 lagi, gw mau bener jalanin hidup sekarang ini dimulai dengan puasa ramadhan ini dan ramadan yang lainnya semenjak 2013 gw ngga pernah bolong" begitu ucapnya, kita berpelukan dan berjanji akan bertemu lagi dilain hari, mentertawakan semua kebodohan yang sudah kita jalani dimasa lalu.




Senin, 29 Juli 2013

masih sama

sampai kapan ini akan berakhir?
coretan hati yang tak pernah berhenti
di siang hari dan malam, masih sama saja, seperti itu tak ada yang berubah

saat akan memulai dengan yang baru
terasa mudah untuk di lalui, di jalani
tapi apa jadinya setelah kau pun bosan menjalaninya?
kembali lagi seperti semula bukan?


aku tau siapa kamu, karena kamu adalah aku...
aku pun tau sampai kapan kamu mau seperti ini, karena aku adalah kamu...

begini saja, kita tuntaskan semua utang perbuatanmu saat ini.
jangan pikirkan dulu utang mu yang lain, 
kapan kamu siap? saat ini? saat menjelang sholat dzuhur? ahh saat ini saja kamu masih disini..
sebentar...

(sholat dzuhur 4 rakaat 12,25 30/07/2013




Sabtu, 18 Juni 2011

14 februari 1993

sudah setahun bertemu, sudah 6 bulan bersama
pagi pergi berpisah, malam pun kadang berjumpa..
meski jarak hanya terpisah 5 menit cukup malam mingguan kita bertemu
cinta mereka benar benar terjaga..dari sang hawa dan nafsu sialan

saat yang lainnya tidur..sang malam itu malah menjadi sahabatnya
bersama teman malamnya dia berjalan di tengah malam
mencari kesibukan ..tidur di tengah jalan, minum dan makan sembarangan
tapi kedamaian benar benar ada disana

dan sesekali di lewati rumah cinta itu.
malam ini pasti sedang terpejam...mawar merah diselipkan di jendela kamarnya.
mungkin orang aneh melihatnya, tapi mereka menikmati keanehan itu
apa yang orang bilang? telinga mereka tetap tertutup rapat

hari itu telah tiba
saatnya lepaskan semua kerinduan
perjalan panjang dilewati ..sampai ketempat tujuan bersama, masih tanpa ada aksi.apalagi reaksi
hanya berpegang tangan..
dimana aksi seperti di tv.?.ada ciuman dan pegangan terlarang..adakah kerinduan pada mereka?
tak tahu apa belum mencari tahu

malam menjelang, merekapun pulang.
gadis itu mulai mengaduh..meminta seperti yang lainnya juga
amarahpun datang sepertinya keinginan itu sudah sampai ke ubun ubun
masih saja sang pacar terdiam..dia tak tahu atau dia tidak mau tahu..

masih di pinggir jalan itu..menunggu angkot dengan penuh harapan
"dia bener bener tidak tahu? bodoh, tidak mau atau takut dosa.?aku tak peduli"
dan hijet merah itupun datang..sahabat baik sang pacar ikut mengantar pulang

tanpa ampun sang gadis akhirnya lepaskan dendam..
tak ada malu atau cinta yang terlalu dalam..
duduk di belakang mobil sang teman, mereka terus melayang..gapai semua keinginan
lupakan sejenak tentang khotbah sang imam
mulai merajut dosa dengan sang pacar....
hari itu tak pernah dilupakan...menjadi awal sebuah perubahan...
menuju cinta yang nakal dua anak muda berpacaran di era Tahun Sembilan puluhan.


what the hell im doing here...i dont belong here 
(creep by radiohead)

Selasa, 14 Juni 2011

tiga hari di merbabu

Pagi menjelang siang aku mampir ke rumahmu.."gw berangkat dulu ya"...tak lupa ku kecup jidadnya, aku pun bergegas pergi..Di bilangan Cinere kita berkumpul, ada Jepri, ada Tatang dan Ada Beruk kita berempat berencana pergi mendaki Gunung Merbabu, di Boyolali, Jawa Tengah.

Siang itu kita sampai di Stasion Senen, bersiap untuk membeli tiket, namun tiba tiba.."di depan Stasion itu ada beberapa orang yang kukenal datang berkunjung, mungkin ingin mengucapkan "Selamat Tinggal'..namun diantara mereka ada sosok Gadis yang aku kenal, mengenakan celana Gunung, Baju oblong dan Tas Gunung berukuran besar. dan dia berkata "Gw ikut yaa...he he gw kabur dari Rumah cuma pengen ikut elo ", aku terdiam.lalu salah satu teman ku berucap "kita nga mungkin naek kereta penuh banget..kita naek bis aja dari Cililitan...dan kita pun berlima bergegas menuju kesana.

Sesampainya di Terminal itu kita mencari Bis Jurusan "Jakarta - Semarang lewat Boyolali" dan kita pun naik berangkat menuju Semarang. Sore hari yang cerah mengantarkan kita berlima menuju ke sana. Aku dan dia dibangku belakang dekat pintu , yang lainnya di belangkanku...Diperjalan itu kita berlima nampak riang gembira, dan saat bis mulai memasuki wilayah Jawa tengah..aku dan kamu pun tertidur dalam dekapan Dosa, tak tau mau kemana, kita terus terpejam dalam gelapnya Bis.

Hampir Tengah malam sekitar pukul 2..kita sampai di Boyolali, lantas kita menuju Unggaran tempat dimana sang Ayah dari Teman perempuan ku berada. kita ke Komplek Unggaran ya.." begitu katanya..Sesampainya disana kita bertemu sang Ayah itu..kita di jamu dengan Dua Botol Vodka untuk menghangatkan suasana..kau dan aku malam itu terpisah oleh dinding kamar..Dan pagi datang kita bersiap berangkat menuju Merbabu..diantar Mobil Carry Hitam milik sang ayah..kurang lebih satu jam perjalanan kita tiba di kaki Gunung Merbabu..ucap pamit dan mohon doa restu kita ucapkan kepada sang Ayah, dan tak lupa berucap.."makasih ya om.

Menjelang sore kita mulai mendaki gunung, kabut tebal mulai menyelimuti.. desa terakhir pun kita hampiri, sesaat kita terdiam..Sang Leader Jepri berusaha mencari Rumah sang Juru kunci..Rumah itu tepat di depan kita, disambut gadis kecil berambut gimbal berpipi merah..kita hampiri Rumah itu dan beristirahat sejenak..

Malam hari tiba, setelah semua selesai Sholat Magrib kita bersiap untuk melanjutkan perjalanan, tak lupa kita berdoa bersama mohon lindunganNya..semoga selamat sampai tujuan dan kembali lagi ke Jakarta..dan perjalananpun dimulai...gelap terus temani kita disini, perlahan kita susuri jalan menajak itu..Tatang mulai menghibur kita dengan tape recorder yang dia bawa,, coba buyarkan kesunyian malam ini...

Hampir dua jam kita lewati jalan ini, ada pertanyaan dalam hati kita.."Kenapa jalannya jadi menanjak banget ya?"..kita kan masih di bawah..aku pun bertanya kepada sang Leader karena sebelumnya dia pernah kesini, lewati jalan ini..."Kita teruskan saja...begitu ucapnya, dan Kita pun melewati mata air itu, ditengah dinginnya malam kita berhenti sejenak dan menambah bekalan air kita masing masing, perjalanan kita teruskan..Namun tetap saja jalan menanjak dan tebing menjulang yang kita lewati dan tiba tiba...Beruk teriak,.."kita ketemu Tebing hitam dan jalan buntu"..semua terdiam tak ada suara hanya suara suara malam yang ada..

Saatnya kita istirahat..besok pagi kita teruskan begitu sang leader berucap..ditengah hutan belantara kita terdiam bersama..adakah kita salah jalan? terus pikiran itu datang menghampiri, dan gadis itu pun mulai menangis..dia pegang erat tanganku.. kita semua hanya bisa menunggu dalam kedinginan yang sangat dingin di tengah hutan.."besok pasti ketemu jalur yang benernya tenang saja " itu ucapku berbisik di telinganya..dan kita pun tertidur sekali lagi dalam dekapan dosa.


Hari pertama di merbabu berlalu, pagi datang, sepertinya tidak ada yang tertidur, bingung, bimbang, takut dan lainnya terus datang menghampiri kita..Tatang dengan jenaka mencoba menghibur kita, dan perjalanan pun kita lanjutkan...hampir dua jam kita hanya berputar putar di tempat ini tidak ada jalur atau tanah setapak yang kita temui, kita semua mulai kehabisan bekal,...dan siang itu seorang Tua Renta terlihat diantara rimbunnya ilalang disekitar kita...Sepertinya dia tau kita tersesat, jari tangannya terus menujukan arah kedepan dan diapun berkata.."terus saja berjalan sampai pohon besar itu, nanti ketemu mata air dan jalur ke pucak Merbabu...Allhamdullilah kita semua berucap..ku yakin orang tua itu Malaikat penolong yang memberitahu kalo kita semua belum saatnya untuk mati..

Seperti kata orang tua itu kita mencoba menyusuri jalan ini dan menuju pohon besar seperti yang dia bilang, dan ternyata benar di bawah pohon besar itu kita menemukan mata air yang tadi malam kita temui..kita isi lagi bekal kita dan berjalan kembali seperti kita datang, "benar banget kita salah jalur ini ada anak panah yang menunjukan arah kanan bukan kiri"begitu sahut sang leader, "sorry banget gw udah lama nga kesini jadi gw rada lupa jalurnya.".begitu ucapnya lagi..dan tak terasa malam pun menjelang, jalur baru terus kita daki, sang gadis masih saja setia berjalan di belakangku...tengah malam kita beristirahat sejenak..cukup lama kita mendaki, saatnya istirahat dan bakar parafin, bikin indomie, bikin kopi, menghisap rokok merk Tjap Jeruk  dan lainnya..kita pun berada di tengah belantara hutan sama seperti kemarin malam bedanya jalur yang kita lewati saat ini sudah benar.

Hari kedua di merbabu kita lewati, ditemani sinar matahari pagi, mari  kita teruskan perjalan ini, begitu indah pemadangan yang kita lewati, kabut pagi berkejaran mengikuti perjalan ini, sang gadispun mulai bertingkah..dia sisipkan bunga liar  di kupingnya..merah pipinya merona...cantik sekali, atau karena tidak ada perempuan lain disini?..pria pria ini nampak terhibur dengan sikap riang gembira sang gadis, dan siangpun menjelang..kita hampir sampe puncak, tinggal satu bukit lagi...dan akupun terkesima melihat pemandangan ini
saat bukit ini kita lalui terlihat puncak itu di atas dekat sebuah tower...nampak besar sekali puncak itu, seperti seekor naga raksasa sedang tertidur puncak itu kulihat..kita terdiam karena kini kita berada di daaerah dimana tidak ada lagi tanaman hanya bebatuan..orang disini bilang ini Pastan atau Pasar Setan...ya kita terdiam disini, bercanda ria..menjelang sore kita bersiap berangkat menuju puncak..

Angin kencang temani kita disini..diantara bebatuan besar kita berlindung, sesekali kita terus mendaki mencapai puncak..dan sebelum sampai puncak dari sini kita liat Sunset..merah merona begitu indah pemandangan ini. dan gadis itu pun kuhampiri dan ku kecup lagi jidadnya..ucap syukur kita berada disini sepertinya kecil sekali kita disini,tidak berarti dibandingkan dengan Maha karya Ciptaaan sang Kuasa..dan gelap mulai menutupi pemandangan dan saat ku mulai mendaki lagi, tiba tiba sang gadis berteriak..."ngapain lo pada ada disini...gw ada dimana??  gw mau pulanggg " begitu kita mendengar suaranya merinding bulu kudukku,.. dengan mata melotot satu satu kita dilihat olehnya, aku coba menenangkannya tapi tidak berhasil..suasana cukup panik saat itu , dan sang gadis pun mulai berontak..menjerit tak karuan,,"we are in the midle of no where" kanan kiri kita jurang, gimana ceritanya kalo sampai dia jatuh...itu pikirku saat itu, sang leader berucap."Dia kesurupan, ada yang bisa baca ayat kursi? kita berempat coba memegang dan menggotong sang gadis, menuruni bukit itu, angin kencang terus menghebus, dingin dan gelap dengan setia menemani kita disini..

Allhamdullilah kita sampai Pastan, tempat dimana tadi kita tadi beristirahat sejenak, sang gadis terdiam dan tertidur mungkin terlalu cape dia menahan amarah ini.. kita coba selimuti badannya dengan ponco..kita baringkan dan sesakali kita pun berdoa mengucapkan apa saja yang kita tau..saat itu airpun tak tersedia..bekal kita hanya tinggal indomie..tapi tidak ada air..tidak jauh dari kita ada segerombolan anak muda baru datang di pastan..kita butuh air disini, ada perasaan takut diantara kita seandainya kita minta lansung ke mereka, disini ada wanita cantik tergeletak tak berdaya..aku mulai berpikir...entah setan dari mana, aku coba hampiri mereka diam diam layaknya seorang maling, kulihat ada termos dibelakang mereka ku ambil sedikit airnya.. dan akupun bergegas meninggalkan mereka..'cukup satu gelas untuk sang gadis itu..itu ucapku.dan
Sang gadis terbangun sesaat, kita berikan setetes air hasil curian itu. lalu dia pun tertidur lagi..kita kembali dalam situasi kacau balau sama percis seperti saat pertama kita datang dan tersesat, dan ...pagi pun menjelang.hampiri kita disini.

Hari ketiga di merbabu kita lewati dengan diam, sambil menunggu sang gadis bangun kita bersiap untuk turun gunung, nampaknya kita gagal mencapai puncak saat ini.. dan saat sang gadis terbangun kita semua terdiam..."elo semua ngapain pada liatin gw semuanya"" ..emang ada apa semalem? begitu ucapnya, kita semua berpikir sang gadis sudah kembali normal, mari kita pulang...kita berlima menurunin jalan itu, tanpa air sedikitpun, terselip ide dari sang leader untuk menggambil air embun untuk kita minum caranya? pakai handuk kecil putih, kita tempelkan di dedaunan lalu kita peras airnya...ha ha ha...kita tertawa riang..ada sedikit cerita mysteri disini tapi biarlah nanti saja kita bercerita, sekarang saat nya pulang...

Sesampainya di bawah di dekat warung remang remang, sang gadis mulai bercerita.. "ada yang ngikutin gw dari belakang, setiap gw liat kebelakang dia pasti ngumpet dibalik pohon" begitu ucapnya, kita berempat hanya bisa terdiam, mungkinkah dari awal pendakian inilah penyebab dari segalanya? tidak ada yang tahu itu...dan tak lama kemudian sang ayah datang..kita dijemput dan di bawa pulang ke Komplek ungaran lagi..esok hari kita dianter ke Stasion Tugu Yogyakarta, ,masih dengan mobil carry hitam itu kita diantar.;

Sesampainya di Yogyakarta kita berlima, anak muda yang sedang merayakan hari kelulusan SMA, berjalan mengitari Malioboro, "tiket sudah dipesan kita jalan jalan dulu ya"..itu ucap sang ayah..setelah itu Kereta Api Gaya baru malem membawa kita menuju Stasion Senen..Ada rasa yang tak mungkin kita lupakan, disana ada Malaikat penolong, disana ada yang kesurupan, disana ada maling disana kita benar benar berpetualang di tengah megahnya Gunung Merbabu..

Sesampainya di Jakarta kita pun berpisah, aku dan gadis itu satu jurusan ..Senen - Lebak Bulus - Gandul, di Angkot 105 aku berucap.."haruskah kita pulang bareng bareng? nanti orang tau kita pergi bareng..", biarin aja...kita pulang bareng" ngapain juga dipikirin kata orang " begitu ucap sang gadis...di gang itu kita turun, ku antar kau pulang, aku pun pulang, sesampainya dirumah..ayahku tercinta nampak berang menyambut kedatanganku dan tiba tiba.."Plak..Plak aku pun ditmpar olehnya.."katanya pergi ke Cibodas, eh malam pergi ke Merbabu bawa bawa anak orang..muka bapak mau ditaro dimana ?" aku hanya terdiam, ibuku sayang datang menolongku.."sudah ah, sudah Syukur si AA sampe dengan selamat begitu ucapnya menenangkan ku disini.

Dan akupun kembali disini, di tempat ini lagi, lagi sebuah cerita kita buat, antara kau dan aku, entah apa yang ibu ibu bicarakan di Warung Teteh Enuy tentang kita berdua..aku tak perduli..
kita masih muda, kita jalani semuanya selagi kita bisa, dengan Tangis dan Tawa, dengan Cinta dan Kasih sayang, dengan Tulus dan Setia.

Ini hanyalah sebuah cerita fiktif belaka...smoga ada kebaikan yang bisa kita ambil dari cerita ini...Amien


And when the world was through,
Then one by one the stars would all go out,
Then you and I would simply fly away
( If  by bread )




Lost Translation

Malam tadi, aku teringat cerita masa lalu nan indah nian buat di kenang, huhuhu.... teringat sekitar 8 tahun yang lalu, ku dipertemukan d...