Pagi menjelang siang aku mampir ke rumahmu.."gw berangkat dulu ya"...tak lupa ku kecup jidadnya, aku pun bergegas pergi..Di bilangan Cinere kita berkumpul, ada Jepri, ada Tatang dan Ada Beruk kita berempat berencana pergi mendaki Gunung Merbabu, di Boyolali, Jawa Tengah.
Siang itu kita sampai di Stasion Senen, bersiap untuk membeli tiket, namun tiba tiba.."di depan Stasion itu ada beberapa orang yang kukenal datang berkunjung, mungkin ingin mengucapkan "Selamat Tinggal'..namun diantara mereka ada sosok Gadis yang aku kenal, mengenakan celana Gunung, Baju oblong dan Tas Gunung berukuran besar. dan dia berkata "Gw ikut yaa...he he gw kabur dari Rumah cuma pengen ikut elo ", aku terdiam.lalu salah satu teman ku berucap "kita nga mungkin naek kereta penuh banget..kita naek bis aja dari Cililitan...dan kita pun berlima bergegas menuju kesana.
Sesampainya di Terminal itu kita mencari Bis Jurusan "Jakarta - Semarang lewat Boyolali" dan kita pun naik berangkat menuju Semarang. Sore hari yang cerah mengantarkan kita berlima menuju ke sana. Aku dan dia dibangku belakang dekat pintu , yang lainnya di belangkanku...Diperjalan itu kita berlima nampak riang gembira, dan saat bis mulai memasuki wilayah Jawa tengah..aku dan kamu pun tertidur dalam dekapan Dosa, tak tau mau kemana, kita terus terpejam dalam gelapnya Bis.
Hampir Tengah malam sekitar pukul 2..kita sampai di Boyolali, lantas kita menuju Unggaran tempat dimana sang Ayah dari Teman perempuan ku berada. kita ke Komplek Unggaran ya.." begitu katanya..Sesampainya disana kita bertemu sang Ayah itu..kita di jamu dengan Dua Botol Vodka untuk menghangatkan suasana..kau dan aku malam itu terpisah oleh dinding kamar..Dan pagi datang kita bersiap berangkat menuju Merbabu..diantar Mobil Carry Hitam milik sang ayah..kurang lebih satu jam perjalanan kita tiba di kaki Gunung Merbabu..ucap pamit dan mohon doa restu kita ucapkan kepada sang Ayah, dan tak lupa berucap.."makasih ya om.
Menjelang sore kita mulai mendaki gunung, kabut tebal mulai menyelimuti.. desa terakhir pun kita hampiri, sesaat kita terdiam..Sang Leader Jepri berusaha mencari Rumah sang Juru kunci..Rumah itu tepat di depan kita, disambut gadis kecil berambut gimbal berpipi merah..kita hampiri Rumah itu dan beristirahat sejenak..
Malam hari tiba, setelah semua selesai Sholat Magrib kita bersiap untuk melanjutkan perjalanan, tak lupa kita berdoa bersama mohon lindunganNya..semoga selamat sampai tujuan dan kembali lagi ke Jakarta..dan perjalananpun dimulai...gelap terus temani kita disini, perlahan kita susuri jalan menajak itu..Tatang mulai menghibur kita dengan tape recorder yang dia bawa,, coba buyarkan kesunyian malam ini...
Hampir dua jam kita lewati jalan ini, ada pertanyaan dalam hati kita.."Kenapa jalannya jadi menanjak banget ya?"..kita kan masih di bawah..aku pun bertanya kepada sang Leader karena sebelumnya dia pernah kesini, lewati jalan ini..."Kita teruskan saja...begitu ucapnya, dan Kita pun melewati mata air itu, ditengah dinginnya malam kita berhenti sejenak dan menambah bekalan air kita masing masing, perjalanan kita teruskan..Namun tetap saja jalan menanjak dan tebing menjulang yang kita lewati dan tiba tiba...Beruk teriak,.."kita ketemu Tebing hitam dan jalan buntu"..semua terdiam tak ada suara hanya suara suara malam yang ada..
Saatnya kita istirahat..besok pagi kita teruskan begitu sang leader berucap..ditengah hutan belantara kita terdiam bersama..adakah kita salah jalan? terus pikiran itu datang menghampiri, dan gadis itu pun mulai menangis..dia pegang erat tanganku.. kita semua hanya bisa menunggu dalam kedinginan yang sangat dingin di tengah hutan.."besok pasti ketemu jalur yang benernya tenang saja " itu ucapku berbisik di telinganya..dan kita pun tertidur sekali lagi dalam dekapan dosa.
Hari pertama di merbabu berlalu, pagi datang, sepertinya tidak ada yang tertidur, bingung, bimbang, takut dan lainnya terus datang menghampiri kita..Tatang dengan jenaka mencoba menghibur kita, dan perjalanan pun kita lanjutkan...hampir dua jam kita hanya berputar putar di tempat ini tidak ada jalur atau tanah setapak yang kita temui, kita semua mulai kehabisan bekal,...dan siang itu seorang Tua Renta terlihat diantara rimbunnya ilalang disekitar kita...Sepertinya dia tau kita tersesat, jari tangannya terus menujukan arah kedepan dan diapun berkata.."terus saja berjalan sampai pohon besar itu, nanti ketemu mata air dan jalur ke pucak Merbabu...Allhamdullilah kita semua berucap..ku yakin orang tua itu Malaikat penolong yang memberitahu kalo kita semua belum saatnya untuk mati..
Seperti kata orang tua itu kita mencoba menyusuri jalan ini dan menuju pohon besar seperti yang dia bilang, dan ternyata benar di bawah pohon besar itu kita menemukan mata air yang tadi malam kita temui..kita isi lagi bekal kita dan berjalan kembali seperti kita datang, "benar banget kita salah jalur ini ada anak panah yang menunjukan arah kanan bukan kiri"begitu sahut sang leader, "sorry banget gw udah lama nga kesini jadi gw rada lupa jalurnya.".begitu ucapnya lagi..dan tak terasa malam pun menjelang, jalur baru terus kita daki, sang gadis masih saja setia berjalan di belakangku...tengah malam kita beristirahat sejenak..cukup lama kita mendaki, saatnya istirahat dan bakar parafin, bikin indomie, bikin kopi, menghisap rokok merk Tjap Jeruk dan lainnya..kita pun berada di tengah belantara hutan sama seperti kemarin malam bedanya jalur yang kita lewati saat ini sudah benar.
Hari kedua di merbabu kita lewati, ditemani sinar matahari pagi, mari kita teruskan perjalan ini, begitu indah pemadangan yang kita lewati, kabut pagi berkejaran mengikuti perjalan ini, sang gadispun mulai bertingkah..dia sisipkan bunga liar di kupingnya..merah pipinya merona...cantik sekali, atau karena tidak ada perempuan lain disini?..pria pria ini nampak terhibur dengan sikap riang gembira sang gadis, dan siangpun menjelang..kita hampir sampe puncak, tinggal satu bukit lagi...dan akupun terkesima melihat pemandangan ini
saat bukit ini kita lalui terlihat puncak itu di atas dekat sebuah tower...nampak besar sekali puncak itu, seperti seekor naga raksasa sedang tertidur puncak itu kulihat..kita terdiam karena kini kita berada di daaerah dimana tidak ada lagi tanaman hanya bebatuan..orang disini bilang ini Pastan atau Pasar Setan...ya kita terdiam disini, bercanda ria..menjelang sore kita bersiap berangkat menuju puncak..
Angin kencang temani kita disini..diantara bebatuan besar kita berlindung, sesekali kita terus mendaki mencapai puncak..dan sebelum sampai puncak dari sini kita liat Sunset..merah merona begitu indah pemandangan ini. dan gadis itu pun kuhampiri dan ku kecup lagi jidadnya..ucap syukur kita berada disini sepertinya kecil sekali kita disini,tidak berarti dibandingkan dengan Maha karya Ciptaaan sang Kuasa..dan gelap mulai menutupi pemandangan dan saat ku mulai mendaki lagi, tiba tiba sang gadis berteriak..."ngapain lo pada ada disini...gw ada dimana?? gw mau pulanggg " begitu kita mendengar suaranya merinding bulu kudukku,.. dengan mata melotot satu satu kita dilihat olehnya, aku coba menenangkannya tapi tidak berhasil..suasana cukup panik saat itu , dan sang gadis pun mulai berontak..menjerit tak karuan,,"we are in the midle of no where" kanan kiri kita jurang, gimana ceritanya kalo sampai dia jatuh...itu pikirku saat itu, sang leader berucap."Dia kesurupan, ada yang bisa baca ayat kursi? kita berempat coba memegang dan menggotong sang gadis, menuruni bukit itu, angin kencang terus menghebus, dingin dan gelap dengan setia menemani kita disini..
Allhamdullilah kita sampai Pastan, tempat dimana tadi kita tadi beristirahat sejenak, sang gadis terdiam dan tertidur mungkin terlalu cape dia menahan amarah ini.. kita coba selimuti badannya dengan ponco..kita baringkan dan sesakali kita pun berdoa mengucapkan apa saja yang kita tau..saat itu airpun tak tersedia..bekal kita hanya tinggal indomie..tapi tidak ada air..tidak jauh dari kita ada segerombolan anak muda baru datang di pastan..kita butuh air disini, ada perasaan takut diantara kita seandainya kita minta lansung ke mereka, disini ada wanita cantik tergeletak tak berdaya..aku mulai berpikir...entah setan dari mana, aku coba hampiri mereka diam diam layaknya seorang maling, kulihat ada termos dibelakang mereka ku ambil sedikit airnya.. dan akupun bergegas meninggalkan mereka..'cukup satu gelas untuk sang gadis itu..itu ucapku.dan
Sang gadis terbangun sesaat, kita berikan setetes air hasil curian itu. lalu dia pun tertidur lagi..kita kembali dalam situasi kacau balau sama percis seperti saat pertama kita datang dan tersesat, dan ...pagi pun menjelang.hampiri kita disini.
Hari ketiga di merbabu kita lewati dengan diam, sambil menunggu sang gadis bangun kita bersiap untuk turun gunung, nampaknya kita gagal mencapai puncak saat ini.. dan saat sang gadis terbangun kita semua terdiam..."elo semua ngapain pada liatin gw semuanya"" ..emang ada apa semalem? begitu ucapnya, kita semua berpikir sang gadis sudah kembali normal, mari kita pulang...kita berlima menurunin jalan itu, tanpa air sedikitpun, terselip ide dari sang leader untuk menggambil air embun untuk kita minum caranya? pakai handuk kecil putih, kita tempelkan di dedaunan lalu kita peras airnya...ha ha ha...kita tertawa riang..ada sedikit cerita mysteri disini tapi biarlah nanti saja kita bercerita, sekarang saat nya pulang...
Sesampainya di bawah di dekat warung remang remang, sang gadis mulai bercerita.. "ada yang ngikutin gw dari belakang, setiap gw liat kebelakang dia pasti ngumpet dibalik pohon" begitu ucapnya, kita berempat hanya bisa terdiam, mungkinkah dari awal pendakian inilah penyebab dari segalanya? tidak ada yang tahu itu...dan tak lama kemudian sang ayah datang..kita dijemput dan di bawa pulang ke Komplek ungaran lagi..esok hari kita dianter ke Stasion Tugu Yogyakarta, ,masih dengan mobil carry hitam itu kita diantar.;
Sesampainya di Yogyakarta kita berlima, anak muda yang sedang merayakan hari kelulusan SMA, berjalan mengitari Malioboro, "tiket sudah dipesan kita jalan jalan dulu ya"..itu ucap sang ayah..setelah itu Kereta Api Gaya baru malem membawa kita menuju Stasion Senen..Ada rasa yang tak mungkin kita lupakan, disana ada Malaikat penolong, disana ada yang kesurupan, disana ada maling disana kita benar benar berpetualang di tengah megahnya Gunung Merbabu..
Sesampainya di Jakarta kita pun berpisah, aku dan gadis itu satu jurusan ..Senen - Lebak Bulus - Gandul, di Angkot 105 aku berucap.."haruskah kita pulang bareng bareng? nanti orang tau kita pergi bareng..", biarin aja...kita pulang bareng" ngapain juga dipikirin kata orang " begitu ucap sang gadis...di gang itu kita turun, ku antar kau pulang, aku pun pulang, sesampainya dirumah..ayahku tercinta nampak berang menyambut kedatanganku dan tiba tiba.."Plak..Plak aku pun ditmpar olehnya.."katanya pergi ke Cibodas, eh malam pergi ke Merbabu bawa bawa anak orang..muka bapak mau ditaro dimana ?" aku hanya terdiam, ibuku sayang datang menolongku.."sudah ah, sudah Syukur si AA sampe dengan selamat begitu ucapnya menenangkan ku disini.
Dan akupun kembali disini, di tempat ini lagi, lagi sebuah cerita kita buat, antara kau dan aku, entah apa yang ibu ibu bicarakan di Warung Teteh Enuy tentang kita berdua..aku tak perduli..
kita masih muda, kita jalani semuanya selagi kita bisa, dengan Tangis dan Tawa, dengan Cinta dan Kasih sayang, dengan Tulus dan Setia.
Ini hanyalah sebuah cerita fiktif belaka...smoga ada kebaikan yang bisa kita ambil dari cerita ini...Amien
And when the world was through,
Then one by one the stars would all go out,
Then you and I would simply fly away
( If by bread )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar