Siang itu, sekitaran Pukul 12.00, aku tiba di sebuah tempãt, dimana masa lalu pernah bersemi indah disini, bersama kawan lama, seorang mentor dalam kenakalan masa muda yang penuh warna, kita sebut saja namanya aa, penuh kharisma, keras namun baik hati lembut dalam bertutur kata, sejak kenal dengannya belum pernah ku mendengar dia memaki dengan kata kata kasar.
dan waktu pun terus berjalan menjelang adzan dzuhur sesosok tubuh kaku itu dinaikan kedalam mobil ambulace bertulisan, Ambulance masjid An - nur, kebetulan siang itu kawan lamaku dipanggil sang pemilik waktu, kembalt ke pangkuannya, singasana abadi, dan kawan kawan lama ku pun berkumpul, dari yang baik sampai yang paling bangsat,
seseorang pemuda berusia senja mendekati mentor ku, berambut gondrong usia 49an dan berucap ''lu puasa kaga? kalo gw mah puasa, udah tobat gw " kita semua tertawa, dan aku pun berucap " si aa mah nyetanin gw mulu dari dulu, kalo ngga ke warteg makan telor ceplok pake garem, ya ke nasi padang depan pasar " begitu ucapku, dan si aa pun tertawa, aku terdiam sebentar, ini si gondrong siapa ya, lupa lupa inget gw, hmmmmm.
kita berangkat , dan aku nebeng si aa berangkat ke masjid an - nur , rencananya siang ini sebelum dikuburkan sahabat lamaku di shalatkan di masjid an - nur, setelah semua persiapaan selesai, kita shalat dzuhur kemudian di susul shalat mayit, cukup padat masjid saat itu, selain banyak orang leha leha menunggu buka puasa, dan ada juga sekelompok pemuda yang mencoba peruntungan mendaftar ke akademi penjaga penjara ( AKIP ). dan setelah semua selesai kita berangkat ke wilayah kober tempat terakhir sahabat lamaku akan dikuburkan.
tepat pukul 13.00 rombongan tiba di kober, terlihat oleh ku kenapa sedikit ya yang mengantar? apa mungkin sahabat lamaku ini belum memiliki keluarga? kemana teman teman sekolahnya dulu, orang orang yang mengantar kurang lebih sekitar 30an, miris hatiku, berbeda disaat dia di shalatkan, masjid penuh dengan manusia manusia.
Ritual pun dimulai, dari pembacaan alquran, sampai mayat dimasukan ke liang lahat, tak lupa seorang ustad membimbing kita untuk mengucapakan doa, sekedar doa perpisahan, dan perwakilan dari keluarga sahabatku pun mengucapkan pesan sepatah dua patah meminta maaf dan urusan hutang piutang.
Ritual selesai, kita semua bersiap untuk pulang, aku pun demikian, sebentar berpamitan ke si aa, dan barencana habis lebaran kita akan kumpul lagi di bogor, selepas itu aku siap siap memesan ojek online, lalu ..... si gondrong berkata.." gun lu gw anterin ya, mau balik kemana ucapnya.. " stasion Lenteng agung bang. itu ucapku, " oke gampang gw anterin, kemudian beberapa teman sempat berkumpul bersalaman dan kita pun berpamitan.
perjalanan dimulai dari Kober ke arah brigif, lanjut ke arah lenteng agung, sepanjang perjalanan gw dan si gondrong terus berucap, pembicaraan di motor tanpa helm dan masih saja dibenakku bertanya, ini siapa ya? si gondrong ini , mukanya tidak asing bagiku tapi siapa ya. terus aku bergumam dalam hati.....
memasuki wilayah lenteng agung si gondrong berkata, gw udah 2 x dipenjara, pertama tahun 2004 s/d 2008 terus gw ketangkep lagi tahun 2009 dipenjara lagi dan keluar tabun 2013" begitu ucapnya, aku masih terdiam... masih bingung ini siapa ya, lalu dia bertanya, " lu udah ngga pake lagi kan gun ?" mmmm aku menjawab ngga bang, allhamdullilah dah tobat, bicara penjara ingatanku mulai menerawang, dan mulai teringat, 23 tahun lalu, ada seorang bandar besar di wilayah jakarta selatan yang kerab mengajarkan aku tentang hidup, tentang bisnis ganja dan segala resikonya sekitaran 3 tahun aku bergaul dengannya dari awal kelas 3 smp s.d 3 sma aku dan aa dan beberapa teman lainnya adalah bandar kelas teri yang sering melakukan transaksi haram dengan si gondrong ini, aaaahhh aku teringat siapa dia gerangan, asli Palembang, dulu ganteng berkulit putih meski sekarang pun masih tersisa sisa sisa kegantengan itu.
dia adalah adik seorang bandar ganja terbesar di wilayah jakarta, di era than 90 an si gondrong ini cukup disegani di wilayahku, karena meski dia bandar besar tapi tetep baik hati, sama seperti aa ku, budi, taupik, agus dan temen teman nakal masa laluku. mereka semua baik, meski bermain di duna hitam tetapi mereka ramah penuh kehangatan, setia kawan dan tidak ada yg pemarah meski kadang parang, badiq ataupun pistol bicara disaat kita sedang dalam masalah atau salah satu dari kita bermasalah.
itu lah masalalu yang hitam namun indah kurasa, kutemukan kedamaian disini, dalam usiaku yang teramat muda dan terus mencari jati diri, mereka ada buat aku, temanin semua kegalauan hatiku, menemani dengan setia perjalanan cintaku dengan udin gadis cantik salah satu penghuni komplek gandul, "city of lost angel "
Terimakasih bang gondrong, aa, iponk dan lain lainnya, aku berasal dari sini dan selamanya aku disini tidak pernah terbersit untuk melupakan meski kadang berwarna hitam namun aku menyukai semua kehitaman ini.
Sesampainya di depan station lenteng agung, aku dan si gondrong perpamitan. " Bang udah cukup ya 8 tahun di penjara, abang harus baik baik aja disini, cukup cukup dan cukup ngga boleh di penjara lagi, semua masa lalu itu akan selalu kita kenang, bukan warna hitamnya namun warna merah muda,jingga dan ungu yang kadang terselip diantara kelam hitam dunia kita dulu "
'Siap gun, gw udah berubah sekarang, gw kerja ojek online, anak gw 3 , 1 udah kerja, tanggungan gw tinggal 2 lagi, gw mau bener jalanin hidup sekarang ini dimulai dengan puasa ramadhan ini dan ramadan yang lainnya semenjak 2013 gw ngga pernah bolong" begitu ucapnya, kita berpelukan dan berjanji akan bertemu lagi dilain hari, mentertawakan semua kebodohan yang sudah kita jalani dimasa lalu.